Terdapat
banyak sekali contoh kasus terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
perindustrian. Berikut adalah beberapa contoh kasus pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh perindutrian yang tidak bertanggung
jawab terhadap limbah yang dihasilkan.
Contoh
diatas hanya sebagian kecil saja karena masih banyak kasus-kasus lain
yang bahkan jauh lebih parah dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan.
Sangat disayangkan sekali perindustrian yang memiliki produk yang
berkualitas, tetapi tidak memiliki pengolahan limbah yang baik. Seperti
yang kita ketahui, banyak sekali dampak yang dapat membahayakan
masyarakat yang tinggal dilingkungan tempat pembuangan limbah tersebut.
Misalnyanya saja limbah yang dibuang kesungai-sungai dapat mencemari
biota air yang ada didalmnya. Apabila ikan atupun kerang yang sudah
tercemar kita makan, dapat membuat kanker pencernaan dan getah bening.
Selain itu masyarakat yang menggunakan air sungai tersebut memiliki
potensi terkena penyakit kulit, seperti terbakar, gatal-gatal dan dapat
merusak pigmen kulit.
Semua industri pasti mempunyai persoalan dengan limbah. Semakin tinggi
sebuah sistem produksi berjalan, semakin banyak pula limbah yang
dihasilkan. Mengatasi persoalan limbah bukanlah perkara gampang, apalagi
cara menangani limbah cair produksi. Limbah cair merupakan bahan yang
berbahaya bagi lingkungan hidup maupun manusia. Oleh karena itu
sebaiknya harus dicarikan cara menangani limbah cair agar tak menambah
masalah lingkungan maupun konflik dengan masyarakat yang tinggal
disekitar pabrik. Solusinya dari beberapa sumber yang ada terdapat dua
cara, yaitu:
1. Membuat IPAL
Pilihan
pertama cara menangani limbah cair adalah membangun instalasi
penjernihan air limbah atau yang lebih populer disingkat IPAL. Lokasi
IPAL berada tidak jauh dari pabrik. IPAL terdiri dari beberapa kolam
yang berfungsi menjernihkan air limbah yang tadi kotor menjadi air
bersih (sudah tak mengandung bahan kimia berbahaya). Untuk mengetahui
apakah air yang sudah disaring benar-benar bersih dari racun, terlebih
dahulu wajib melewati uji laboratorium. Uji laboratorium itu dilakukan
secara periodik agar kualitas air hasil pengolahan IPAL bisa dijaga.
2. Memakai bahan ramah lingkungan
Pilihan
kedua adalah menggunakan bahan-bahan cair yang ramah lingkungan.
Misalkan untuk usaha pembuatan batik bisa menggantikan zat pewarna kimia
dengan pewarna alami. Demikian juga dengan bahan-bahan lain sebaiknya
dicarikan solusi lain yang lebih ramah lingkungan, dan limbahnya pun
lebih gampang dinetralisir.
Hal yang pasti membuat masyarakat sering bertanya-tanya adalah kenapa
masih begitu banyak perindustrian yang tidak bertanggung jawab terhadap
limbah yang dihasilkan. Padahal sebelum membentuk sebuah perindustrian
harus memiliki izin terlebih dahulu. Pencegahan pencemaran dari kawasan industri diatur dlm UU, seperti terlihat dalam Pasal 20 UUPLH disebutkan:
(1) Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup.
(2) Setiap orang dilarang membuang limbah yang berasal dari luar wilayah Indonesia ke media lingkungan hidup Indonesia.
(3) Kewenangan menerbitkan atau menolak permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada pada Menteri.
(4)
Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dilakukan di lokasi pembuangan yang ditetapkan oleh
Menteri.
(5) Ketentuan pelaksanaan pasal ini diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.
Maka dari itu diharapkan agar setiap perindustrian bertanggung jawab
akan limbah yang dihasilkan, sehingga tercipta keseimbangan ekosistem
yang ada dilingkungan tempat berproduksinya industri tersebut.sumber: presentasi kelompok kelas 3id04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar